Pembelajaran Siswa

 

Efektivitas kursus daring bagi pembelajaran siswa.

Wabah virus mematikan (SARS-CoV-2) tiba-tiba melanda dunia dan diberi nama COVID19. Hal ini telah menyebabkan perubahan besar dalam sistem pendidikan, beralih ke metode pengajaran daring. Oleh karena salah satu tugas teknologi yang paling penting terletak di bidang pendidikan. Bagi sebagian besar dari kita, mengajar mungkin masih terasa sama seperti beberapa tahun yang lalu. Sebelum hadirnya teknologi, satu-satunya cara mengajar adalah guru datang ke kelas dan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Hanya kapur dan papan tulis yang digunakan sebagai bahan ajar. Meskipun pendekatan ini memiliki kelebihan tersendiri, masih ada kebutuhan untuk membawa pelajaran ke tingkat berikutnya dan membuatnya lebih interaktif dan menarik. Teknologi tidak hanya mengubah cara guru mengajar dan cara siswa belajar. Selain jutaan siswa memiliki akses lebih mudah ke pendidikan melalui kursus daring dan sumber daya daring. Ini mengubah pengajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, di mana siswa harus menganalisis dan menemukan solusi yang tepat dengan berbagai cara. Penelitian ini melibatkan 262 mahasiswa pascasarjana dari universitas swasta di Jakarta. Peneliti membuat kuesioner terstruktur dan mengirimkannya melalui Google Forms untuk memperoleh tanggapan. Para peneliti menganalisis respons siswa menggunakan uji chi-square dan perangkat lunak SPSS. Studi tersebut menemukan bahwa siswa awalnya sangat ragu untuk memilih kursus daring sebagai satu-satunya cara pengajaran tetapi lama-kelamaan menerimanya sebagai satu-satunya cara pengajaran. Namun, masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kendala yang diketahui meliputi masalah internet dan kurangnya pengajaran tatap muka.

Kata Kunci: Pendidikan, Papan Tulis dan Kapur, Mode Daring, Internet, TIK, Teknologi.

 

LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Teknologi berperan di hampir semua bidang bisnis, terutama di bidang pendidikan. Pada abad ke-21, relevansi teknologi memegang peranan penting karena proses belajar mengajar tidak lagi sama seperti sebelumnya. Materi kursus mencakup topik dari dasar hingga lanjutan, sehingga siswa selalu mengikuti tren bisnis terkini. Terbukti bahwa penggunaan alat teknologi modern dapat membuat pembelajaran siswa lebih kreatif dan menarik. Transfer pengetahuan dan informasi menjadi sangat mudah dengan sedikit atau tanpa kesalahan. Relevansi teknologi dengan pendidikan membuat pekerjaan guru dan siswa lebih dapat diandalkan. Selama dua tahun terakhir, dampak pandemi COVID-19 terlihat jelas ketika industri pendidikan beralih dari kelas tatap muka atau offline ke kursus online. Guru dan siswa memiliki penerimaan yang tinggi terhadap kursus terkait teknologi. Namun, teknologi ini perlahan tapi pasti mulai diterima.

Langkah maju ini disambut baik dalam penerapan teknologi pendidikan karena memberikan keuntungan. Keuntungan pembelajaran berbasis teknologi (kursus daring) adalah sebagai berikut.

1. Karena internet ada di mana-mana, siswa dapat dengan mudah menemukan solusi untuk berbagai masalah, tutorial, dan materi pendukung lainnya yang pada akhirnya membantu mereka meningkatkan kinerja akademisnya.

2. Metode kedua terbukti hemat biaya karena siswa dapat mengikuti kursus daring di lokasi yang nyaman.

3. Internet menjadi sangat murah.

4 Tutor menyediakan materi belajar dalam bentuk catatan dan video. Gunakan berbagai alat seperti slide PowerPoint, animasi, dan gambar untuk menyajikan konten pembelajaran sehingga siswa memperoleh pemahaman menyeluruh tentang keseluruhan topik.

5 Pada sesi berbagi pengalaman kelima, siswa berinteraksi dengan berbagai selebriti melalui blog dan saluran YouTube mereka.

6 Seiring dengan semakin pentingnya konsep globalisasi, banyak universitas dan perguruan tinggi menggunakan teknologi untuk menjangkau siswa dari segala usia di seluruh dunia.

7 Dalam situasi saat ini, siswa mencari rencana belajar yang fleksibel. Dengan demikian, pendidikan telah terglobalisasi melalui penggunaan teknologi. Banyak universitas dan sekolah menawarkan kursus daring.

Keterbatasan pembelajaran berbasis teknologi (kursus daring).

1. Teknologi mengganggu siswa, dan kurangnya kontak pribadi antara guru dan siswa mengurangi keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial.

2, pembelajaran elektronik memerlukan motivasi diri, yang tidak semua orang memilikinya. Siswa tidak selalu memiliki keterampilan manajemen yang baik.

3. Meskipun ada di mana-mana, Internet tetap menjadi impian yang menjadi kenyataan bagi sebagian siswa.

4. Ponsel pintar itu mahal.

5 Masalah koneksi internet sering terjadi dan hampir selalu.

6 Karena kursus berlangsung seharian penuh, data yang tersedia tidak mencukupi.

Tujuan penelitian

1 Memahami relevansi dan munculnya pembelajaran daring serta dampaknya pada siswa.

2 Menganalisis keuntungan dan kerugian pembelajaran daring dari sudut pandang siswa.

3. Menyarankan berbagai cara untuk mempromosikan dan membangun lingkungan yang ramah teknologi di lembaga akademis.

Keterbatasan penelitian

1 Studi pertama dibatasi pada mahasiswa universitas swasta di Jakarta.

2. Hanya mahasiswa sarjana yang dipilih sebagai sampel.

3 Semua siswa memiliki telepon pintar dengan akses internet.

4. Dari 310 responden, hanya 262 yang menjawab kuesioner secara lengkap.

METODOLOGI PENELITIAN

Pengumpulan Data: Data dikumpulkan dari sumber primer dan sekunder. Sumber utama pengumpulan data termasuk kuesioner dan wawancara pribadi yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian. Sumber sekunder meliputi data dari majalah bisnis, surat kabar, makalah penelitian, dll.

Desain Penelitian: Desain penelitian yang dipilih untuk studi ini adalah desain penelitian deskriptif menggunakan kuesioner terstruktur untuk menghasilkan informasi.

Ukuran Sampel: Ukuran sampel adalah 262 mahasiswa dari universitas swasta di Jakarta. Siswa diambil dari program Sarjana Seni, Sarjana Perdagangan (Umum), Sarjana Perdagangan (Komputasi), Sarjana Perdagangan (Kehormatan), Sarjana Sains, dan Sarjana Administrasi Bisnis.

Dampak teknologi pendidikan modern pada hasil pembelajaran.

Artikel yang diterbitkan oleh Institut Teknologi Tampere dan Universitas Teknologi Tampere menyimpulkan bahwa tindakan pengendalian mutu untuk kursus elektronik sangat bervariasi. Menurut penulis, tujuan sistem ini bukanlah untuk mengembangkan konsep mutu baru, tetapi mengadaptasi konsep yang sudah ada. Pembelajaran menjadi lebih mobile karena semakin banyak siswa mendaftar dalam kursus daring. Konsep e-pembelajaran berhasil karena siswa tidak perlu berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menyelesaikan kursus atau gelar baru. Awalnya sangat sulit bagi para guru, tetapi kemudian mereka mengembangkan dan menyediakan materi persiapan pelajaran dalam bentuk slide PowerPoint. Siswa didorong untuk membuat presentasi e-learning yang paling baik menyampaikan pesan guru kepada siswa. Dirasakan adanya kebutuhan untuk laboratorium virtual tempat siswa dapat mempelajari teori dan konsep serta menerapkannya secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Para editor Jurnal Sistem Pendidikan mengatakan bahwa kemunculan teknologi baru secara tiba-tiba telah menunjukkan kepada kita bahwa masa depan tidak pasti, dan kita harus siap menghadapi ketidakpastian ini di masa depan. Perencanaan juga sangat penting karena memberi kita keuntungan dalam menghadapi keadaan darurat seperti itu. Kita perlu menetapkan prioritas dan mengembangkan rencana langkah demi langkah. Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa siswa harus dinamis dan memiliki keterampilan serta kemampuan memecahkan masalah. Sistem pendidikan harus mempertimbangkan semua poin ini dan memberikan keterampilan ini kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran.

Forum Ekonomi Dunia mengatakan pandemi telah mengubah cara kita mengajar. Solusi harus ditemukan untuk mengatasi masalah teknis. Ada kesenjangan dalam dunia teknologi. Mereka percaya bahwa guru terbiasa dengan metode pengajaran tradisional dan sulit menerima perubahan. Namun, dalam situasi saat ini, kita harus ingat untuk tetap dinamis, merangkul setiap perubahan positif, dan terus melangkah maju. Pada saat yang sama, perlu diperhitungkan bahwa siswa harus meninggalkan kelas daring karena kurangnya telepon pintar. Alasan lain mengapa siswa tidak memiliki telepon seluler adalah karena mereka mungkin tidak memiliki akses internet di rumah.

Menurut (Todorova & Bjorn-Andersen, 2011), kita dipaksa untuk memperkenalkan pembelajaran daring. Pandemi tidak diragukan lagi telah menyebabkan peningkatan penggunaan pembelajaran daring. Karena pandemi virus corona, sebagian besar lembaga pendidikan dan kantor ditutup. Ada berbagai aplikasi yang tersedia untuk kursus daring. Misalnya , ZOOM, Google Meet, dll. memiliki fitur inovatif seperti menyelenggarakan kelas daring menggunakan konferensi web, webinar, obrolan video, dan rapat langsung.

HO – Tidak ada hubungan antara efektivitas kursus online dan kemampuan siswa untuk memahami konsep.

H1 – Ada hubungan antara efektivitas kursus online dan kemampuan siswa untuk memahami konsep.

 

Tabel di atas menunjukkan nilai chi-kuadrat untuk hubungan antara dampak kursus online dan kemampuan siswa untuk memahami konsep adalah 76,175 dan nilai signifikansinya adalah 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihitung kurang dari 0,05, hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak. Oleh karena dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara efektivitas kursus online dan kemampuan siswa dalam memahami konsep.

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai chi kuadrat hubungan signifikansi minat siswa terhadap presentasi daring dengan efektivitas presentasi menggunakan TIK sebesar 33,865 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihitung kurang dari 0,05, hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak. Oleh karena kami mengusulkan hipotesis berikut dalam makalah ini.

H1 Tidak terdapat hubungan antara perbedaan yang dirasakan pada respons mahasiswa terhadap kursus daring dan perbedaan yang dirasakan pada respons mahasiswa terhadap kursus luring.

Tabel di atas menunjukkan nilai chi-kuadrat dari hubungan signifikansi antara perbedaan yang dirasakan pada jawaban peserta kursus daring dan perbedaan yang dirasakan pada jawaban peserta kursus luring adalah 97,608, dan nilai signifikansi yang sesuai adalah 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihitung kurang dari 0,05, makalah ini menerima hipotesis alternatif. Oleh karena makalah ini mengusulkan hipotesis berikut dan menolak hipotesis nol. Oleh karena dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perbedaan yang dirasakan dalam respons siswa pada kelas daring dan perbedaan yang dirasakan dalam respons siswa pada kelas luring.

PEMBAHASAN

1 Sebelumnya, kami menemukan bahwa siswa sangat ragu untuk memilih pembelajaran daring. Hal ini terutama karena siswa terbiasa dengan cara belajar tradisional.

2. Kursus daring memiliki banyak kesamaan dengan kursus luring. Misalnya, siswa tetap harus menghadiri kelas tepat waktu, memahami isi kelas, menjawab pertanyaan guru, menyerahkan pekerjaan rumah, dan lain sebagainya, tetapi tidak ada komunikasi pribadi secara langsung antara guru dan siswa.

3. Survei menunjukkan bahwa 97% siswa lebih menyukai pendidikan daring atau kursus berkualitas tinggi.

4 82% siswa percaya bahwa pembelajaran daring dapat menyimpan data atau pengetahuan lebih baik karena pembelajaran daring telah menjadi proses pembelajaran yang sangat interaktif. Anda dapat bertukar pendapat dan ide serta mencapai suatu kesimpulan.

5 76% siswa percaya bahwa kursus daring menghemat waktu dan tenaga mereka, sehingga menghemat uang karena mereka tidak perlu bepergian ke universitas masing-masing. Bepergian terbukti menjadi hal yang mahal di lingkungan pandemi, seperti halnya makan di luar bersama teman (sarapan/makan siang).

6 73% siswa melaporkan bahwa karena kurangnya interaksi langsung dengan guru atau teman sekelas, interaksi tersebut sangat terbatas dan siswa terganggu sebagian besar waktu, yang akhirnya menyebabkan kurangnya komunikasi interpersonal dan intrapersonal di antara siswa.

7 Peran guru semakin diperluas di sini karena mereka tidak mampu memberikan dukungan yang memadai kepada siswa. Terutama ketika melakukan ujian di sekolah dan di luar sekolah, guru tidak dapat memantau siswa secara terus-menerus.

8. 32% siswa mengatakan tidak memiliki telepon pintar menjadi salah satu alasan mereka tidak mengikuti kursus daring.

9 Hasil survei menunjukkan bahwa 64% siswa tidak puas dengan kursus daring, dengan alasan seperti koneksi jaringan yang tidak memadai dan data seluler yang tidak memadai.

10 siswa mengatakan mereka tidak dapat mengatasi masalah mereka, dan 69 persen percaya bahwa semakin banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar, semakin besar risiko mereka terkena masalah kesehatan seperti kelelahan, penglihatan kabur, dan stres.

11 sebanyak 56% siswa percaya bahwa satu kelas tidak cukup karena kelas tidak dapat dimulai pada waktu yang disepakati karena masalah jaringan.

12 siswa tersebut percaya bahwa teknologi akan membantu mereka mempersiapkan masa depan yang lebih baik dan meningkatkan keterampilan teknis mereka.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut

Siswa harus didorong untuk mengambil kursus daring dan panduan yang tepat harus diberikan untuk menghilangkan hambatan bagi siswa untuk mengambil kursus daring. Kelas daring sebaiknya diadakan pada waktu yang sesuai bagi siswa dan guru sehingga siswa dapat membawa telepon pintar mereka selama kelas.

Kursusnya tidak boleh terlalu panjang, jika tidak akan sulit untuk mengendalikan minat siswa. 10 menit terakhir harus digunakan untuk menjawab pertanyaan. Untuk memastikan bahwa siswa sepenuhnya siap untuk kelas hari berikutnya, mereka harus menerima materi instruksional satu hari sebelumnya.

Kursus daring harus memungkinkan interaksi dua arah dan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi juga. Sekaranglah saatnya bagi mereka untuk mengungkapkan pandangan mereka tentang jalan yang telah mereka pilih.

Untuk memastikan bahwa siswa tidak kehilangan fokus, guru harus membagi konten pembelajaran menjadi unit yang lebih kecil.

FM memainkan peranan penting dalam pengajaran tradisional, sebagaimana suara memainkan peranan penting dalam pengajaran daring. Guru harus berbicara perlahan agar siswa dapat mendengar dengan jelas.

Akhirnya, Dapat disimpulkan bahwa pendidikan daring akan tetap ada dan akan terus berkembang dan tumbuh pesat. Kursus daring menyediakan siswa dengan metode pembelajaran terkini. Efektivitas pengajaran daring bergantung pada interaksi antara siswa dan guru. Karena guru memiliki kontrol yang lebih sedikit atas siswa dalam kursus daring, mereka harus berupaya keras untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam kursus tersebut. Guru dapat mengubah tugas dan penilaian siswa dalam berbagai cara untuk memantau keterampilan belajar aktif siswa secara lebih efektif. Karena dunia saat ini didominasi oleh teknologi dan perangkat terkaitnya, maka perlu dicari dan diterapkan kombinasi efektif antara pembelajaran daring dan belajar mandiri luring.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *