Dampak Preferensi merek pada niat pembelian konsumen Generasi Milenial.
ABSTRAK
Pemasaran influencer semakin populer karena perusahaan bermitra dengan influencer untuk meningkatkan visibilitas dan, akhirnya, pangsa pasar. Pemasaran influencer merupakan katalisator peningkatan penjualan, baik bagi merek baru maupun merek mapan. Alasannya adalah karena kepercayaan konsumen telah bergeser dari duta merek ke individu dalam genre tertentu yang mereka sukai dan ikuti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemasaran influencer berdampak pada kesadaran merek dan apakah niat pembelian berubah karena kesadaran influencer. Para peneliti meninjau literatur untuk menganalisis apakah popularitas influencer memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut penelitian terkini, influencer memainkan peran besar dalam memengaruhi perilaku pembelian impulsif konsumen. Studi-studi ini terutama menyelidiki perkembangan, keuntungan dan kerugian dari perilaku pembelian impulsif dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas influencer terhadap preferensi merek konsumen dan niat pembelian.
Kata kunci: pemasaran influencer, pangsa pasar, kesadaran merek, loyalitas pelanggan, pembelian impulsif, generasi milenial, Generasi Z.
LATAR BELAKANG
Masalah yang dibahas dalam proposal tesis ini adalah bahwa perusahaan menggunakan influencer dalam kampanye pemasaran mereka saat ini untuk mempromosikan produk mereka melalui platform media sosial seperti Instagram. Influencer adalah seseorang yang telah mengumpulkan banyak pengikut di platform media sosial (laporan Swedia).
Merek akan menggunakan pemasaran pemengaruh untuk menarik, menjangkau, dan menjual lebih banyak produk atau layanan dan meningkatkan keterlibatan. Pemasaran influencer tidak berfokus pada konteks sosial tradisional; ini tentang merek yang mendapatkan pelanggan setia dengan membangun kepercayaan dan hubungan yang tulus dengan audiens mereka.
Hubungan antara pemasaran pemengaruh dan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai cara konsumen membeli, menggunakan, dan membuang barang. Perilaku ini mencakup semua aktivitas yang terkait dengan perolehan, penggunaan, dan pembuangan barang. Oleh karena keputusan pembelian pelanggan dipengaruhi oleh perasaan, sikap, dan preferensi mereka (Wikipedia).
Peraturan pemasaran baru telah diperkenalkan untuk menginformasikan konsumen tentang konten media sosial yang dapat dianggap sebagai kolaborasi berbayar. Akibatnya, persepsi konsumen terhadap pemasaran influencer telah berubah (Philip Weide, 2018).
Dengan mendirikan pusat informasi, perusahaan dapat mengumpulkan data lengkap dan tanpa filter tentang konsumen langsung dari mereka. Untuk memenuhi harapan konsumen, mereka menilai teman dan selebriti sebagai sumber yang paling dapat diandalkan (Marta Rebelo, 2017).
Selain influencer dapat memanfaatkan konten, mereka juga dapat mengoordinasikan kampanye periklanan.
Penggemar harus dapat berinteraksi dengan mode yang ditampilkan oleh influencer. Jika kolaborasi ini berhasil, para penggemar influencer tersebut akan terdorong untuk membeli karena keasliannya. Selain mereka sering menentukan corak dengan gaya busana mereka sendiri, sehingga merangsang konsumsi dalam kurun waktu tertentu.
Data yang disajikan menunjukkan bahwa pemasaran influencer memiliki dampak yang sangat kuat pada sikap generasi milenial karena sejumlah alasan. Faktor-faktor tersebut antara lain konsistensi promosi yang diajukan oleh influencer, kredibilitas dan keandalan pesan, serta variasi gaya influencer.
Karakteristik Generasi Milenial Generasi Y tidak hanya mengalami kemajuan teknologi seperti email, internet, dan realitas virtual, tetapi mereka juga memiliki banyak kesamaan
Mereka merupakan orang-orang yang kreatif, bersedia berbagi pengetahuan dan memberi dampak kepada orang lain dan masyarakat dianggap termotivasi.
Menghargai hubungan dengan atasan Seiring kemajuan karier, Generasi Milenial semakin mencari atasan atau manajer tepercaya yang dapat berperan sebagai mentor. Untuk maju dalam karier, generasi ini telah belajar untuk tidak ragu meminta nasihat atasan mereka.
Mereka emahami teknologi secara intuitif. Mereka juga bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi terhadap perubahan.
Bahkan, mereka tampaknya sangat pandai beradaptasi dengan teknologi baru dan mengikuti inovasi serta kemajuan teknologi terkini.
Seiring berkembangnya industri-industri ini, perusahaan-perusahaan ini tampaknya menyadari bahwa cara orang bekerja di tempat kerja modern juga harus direvolusi seiring berjalannya waktu. Generasi ini juga mudah beradaptasi dengan perubahan keadaan, yang memungkinkan mereka untuk mendiversifikasi penawaran layanan mereka.
Generasi ini lebih menghargai pentingnya pekerjaan daripada pentingnya waktu. Mereka tidak berfokus pada seberapa banyak waktu yang dapat mereka curahkan pada pekerjaan yang ditugaskan, tetapi pada hasil pekerjaan.
Generasi ini menunjukkan keingintahuan yang kuat dan keinginan untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang terjadi di dunia dan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang akan membantu mereka dalam pekerjaan mereka.
Mereka secara aktif menanggapi masukan untuk melakukan perbaikan. Mereka menghargai umpan balik yang berkelanjutan dan tepat waktu dari atasan mereka dan menghargai saran dan bimbingan mereka.
Berkat inovasi teknologi, generasi milenial lebih kreatif dan mampu menemukan solusi kreatif untuk masalah di tempat kerja.
Kerja sama tim sangat penting bagi generasi ini. Ketika bekerja dalam tim, Generasi Milenial cenderung berkolaborasi dalam proyek, melihat masalah dari perspektif yang unik, dan menemukan cara baru dan inovatif untuk menyelesaikannya.
Dari penjelasan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1 mengukur sberapa jauh strategi pemasaran akan berhasil, terutama disebabkan oleh Generasi milenial sangat sadar akan merek.
2, gunakan pemasaran influencer untuk mengetahui produk/layanan mana yang paling disukai kaum milenial.
3. Menganalisis apakah popularitas dan keterlibatan influencer memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
4 Selidiki apakah generasi milenial terpengaruh oleh perubahan preferensi.
5. Gunakan pemasaran pemengaruh untuk mengetahui produk/layanan mana yang paling disukai kaum milenial.
LANDASAN TEORITIS
Seorang pakar (Stefan Zak, 2020) menunjukkan bahwa pemasaran pemengaruh lebih bermanfaat untuk beberapa produk dibandingkan produk lainnya. Pakaian, sepatu, kosmetik, dan bahkan layanan yang mengejutkan dipengaruhi oleh para influencer.
Visibilitas dan keterlibatan seorang influencer dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Pemblokir iklan telah memacu pertumbuhan pemasaran pemengaruh. Konsumen memblokir iklan untuk menghindari influencer. Melihat tren dan angka ini, jelas bahwa konten buatan pengguna dan pemasaran influencer memiliki dampak besar pada perilaku pelanggan dan keputusan pembelian. Sementara para superstar memiliki audiens yang besar, mikro-influencer memiliki jangkauan terbesar (Cobain, 2020).
Menurut Stefan Zak, Responden yang paling mereka percaya adalah atlet (44,5%).
Selain survei juga menunjukkan bahwa 32,8% responden memperhatikan kualitas barang.
Menurut artikel penelitian, setidaknya 30% responden akan membeli suatu barang karena direkomendasikan oleh influencer pilihan mereka. Namun, analisis menunjukkan bahwa hanya 21,9% responden yang menyatakan keinginan untuk membeli.
Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa persepsi konsumen terhadap influencer dipengaruhi oleh pakaian yang mereka kenakan. Terkait pembelian pakaian, 45% responden menyatakan mereka akan terpengaruh, 12% menyatakan sangat setuju, dan 33% menyatakan agak setuju.
Konsumen sudah terbiasa dengan tokoh-tokoh berpengaruh yang mempromosikan produk dan merek melalui kampanye pemasaran.
banyak iklan yang melibatkan influencer dapat mempromosikan berbagai produk konsumen, termasuk pakaian, sepatu, kosmetik, dan layanan. Pemasaran influencer dapat menguntungkan merek dan memengaruhi penjualan mereka dalam banyak cara. Hal terpenting adalah menarik lebih banyak pelanggan.
Hasilnya, Generasi milenial dipengaruhi oleh perubahan preferensi para influencer.
Pemasaran influencer sering kali tentang kepercayaan. Konsumen cukup terdidik untuk mengetahui bahwa periklanan hanya menghasilkan hasil yang dangkal karena selebriti menghasilkan uang dengan mengiklankan produk dan tidak tertarik pada produk itu sendiri. Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa persona publik para influencer dibentuk oleh minat atau hobi mereka, dan mereka tidak ingin kehilangan pengikut dengan mempromosikan produk yang belum mereka teliti secara menyeluruh. Itulah sebabnya penonton memercayai mereka.
Influencer selalu ingin mempertahankan loyalitas pengikutnya dengan memilih merek yang tepat untuk beriklan. Mereka harus selalu menghormati audiens mereka dan menanggapi umpan balik yang tepat dan autentik dari merek terkemuka untuk memberikan nilai nyata dan menarik pengikut yang tepat.
Rekomendasi yang berpengaruh sangatlah penting bagi konsumen, tetapi mengapa? Para peneliti menyimpulkan bahwa influencer dapat membangun dan memelihara kepercayaan di antara pengikut melalui status ahli mereka. Sebuah studi oleh Olapic menyimpulkan bahwa ketika menentukan nilai iklan influencer, 39% keputusan pembelian konsumen didasarkan pada preferensi merek influencer. Influencer menggunakan keahlian mereka untuk memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Internet penuh dengan para pakar, tetapi mereka juga merupakan sumber pengaruh (Wrontis & Anna, 2021).
Dapat diamati bahwa orang-orang dengan karakteristik yang sama cenderung lebih tertarik satu sama lain dan cenderung lebih mempercayai orang-orang dari komunitas yang sama. Dalam kehidupan nyata, orang lebih memercayai orang lain dibandingkan selebriti, merek, dan pemasar. Namun, komunitas influencer itu nyata.
Pertumbuhan komunitas influencer didasarkan pada kepercayaan, kehadiran, dan daya tarik orang-orang yang memiliki kesukaan dan ketidaksukaan yang sama. Influencer membuat konten yang memengaruhi perilaku pembelian. Selain dampak yang dimiliki influencer terhadap audiens mereka, konten yang mereka sediakan (yang tidak ada dalam pemasaran tradisional) juga meningkatkan permintaan terhadap produk Anda.
Dapat dilihat bahwa media sosial menduduki peringkat tinggi di antara semua media yang berpengaruh karena konsumen lebih cenderung mempercayai rekomendasi dari orang lain daripada iklan merek. Sebuah studi menyimpulkan bahwa produk lebih populer bila berkinerja baik di pasarnya masing-masing (Barker, 2020).
Bahkan, Pemasaran influencer meningkatkan kesadaran merek di kalangan generasi milenial. Namun, Hanya 37% pemasar yang mengatakan mereka memelihara hubungan tertentu dengan influencer dalam kampanye pemasaran mereka.
Untuk menerapkan strategi kreator yang autentik dan menarik, sangat penting untuk memprioritaskan peluang jangka panjang daripada tren jangka pendek. 56% mengatakan mereka bekerja dengan influencer yang sama di semua kampanye mereka. Sepanjang siklus hidup pelanggan—dari kesadaran dan pemilihan hingga pembelian dan penggunaan—kreator dapat memahami apa yang diinginkan pengikutnya. Penelitian dalam kerangka teori penilaian sosial (SJT) dan teori disonansi kognitif (CD) telah memberikan wawasan tentang perilaku konsumen, niat konsumen, sikap terhadap perilaku tertentu, dan norma sosial (Ajzen & Fishbein, 1980; Fishbein & Ajzen, 1975). Pesan periklanan dapat memengaruhi konsumen dan mengubah sikap mereka. Dengan menggunakan ELM (Wathen dan Burkell, 2022), seseorang dapat memahami sampai batas tertentu bahwa blogger Instagram cenderung mempromosikan produk bersponsor, sehingga ini akan menjadi area investasi yang penting. Banyak peneliti telah mempelajari dampak periklanan pada keseluruhan aktivitas pemasaran (Schumann, Kotowski, Ahn, & Haugtvedt, 2012). Model ELM menyediakan informasi berharga tentang sumber, pesan, perubahan pembelian penerima, dan konteks konten yang dibagikan influencer melalui perilaku media yang efektif (Petty dan Cacioppo, 1986). Intinya adalah ini: persuasi terdiri dari dua bagian: inti dan tepi.
Influencer menggunakan pemasaran influencer (ELM) untuk mempromosikan produk dengan mengunggah gambar dan ulasan produk melalui Instagram atau jenis media sosial lainnya. Ini harus digunakan dalam situasi di mana konsumen menilai motivasi dan kemampuan mereka serta relevansi dan keterbatasan informasi (Schumann et al., 2012). Penting juga untuk dipahami bahwa bias influencer terhadap merek dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen karena pelanggan memilih mengikuti influencer karena minat pribadi atau masalah privasi. Hal ini memberi pembeli peluang dan inspirasi untuk mengejar minat mereka.
Informasi tersebut relevan dengan titik waktu tertentu dan berfokus pada tindakan yang akan dilakukan oleh pemberi pengaruh, sehingga menghasilkan perubahan pola pikir (Petty & Cacioppo, 1986).
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis diatas diperoleh intisari riset terkait pengaruh influencer terhadap generasi milenial. Proses dan tahapan perubahan pola pikir terdiri dari beberapa langkah berikut:
1 Pemasaran tradisional memiliki rasio klik-tayang yang rendah, sementara pemasaran pemengaruh dapat meningkatkan rasio klik-tayang dan membantu perusahaan meningkatkan kesadaran merek.
2, kami juga menganalisis berbagai influencer yang dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau calon pelanggan. Karena mereka memiliki audiens yang spesifik, mereka lebih efektif.
3 Studi ini juga menemukan bahwa di semua bidang pengaruh, responden paling mempercayai atlet dan jenis pakar tertentu.
4 Kita tentu berasumsi bahwa kecantikan dan daya tarik adalah faktor kunci, tetapi ternyata pengguna sering kali lebih peduli dengan keahlian dan keterampilan seorang influencer, seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.
5. Sudah diketahui umum bahwa konten yang dibuat oleh influencer dapat memengaruhi perilaku pembelian. Selain pengaruhnya terhadap audiens, influencer memberikan diferensiasi konten yang tidak dapat dilakukan oleh pemasaran tradisional, sehingga meningkatkan keinginan orang terhadap produk tertentu.
Banyak merek yang mendapat keuntungan dari pemasaran pemengaruh, yang menghasilkan peningkatan positif dalam penjualan produk. Namun, perusahaan yang memutuskan untuk menerapkan strategi ini harus menyadari tidak hanya dampak positifnya terhadap pembeli, tetapi juga pro dan kontra bekerja dengan influencer. Influencer adalah cara hebat untuk memicu minat dan keterlibatan merek, meningkatkan penjualan, dan menghasilkan lebih banyak prospek. Ini juga merupakan cara hebat untuk mempromosikan merek Anda melalui kolaborasi.
Survei yang dilakukan Annalect menemukan bahwa minat pembelian pengguna Twitter meningkat 5,2 kali lipat saat melihat konten iklan influencer. Sebanyak 49% responden mengatakan bahwa mereka mengandalkan saran dari influencer saat membuat keputusan pembelian, yang berdampak positif pada pertumbuhan pasar secara keseluruhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Semakin banyak konsumen yang menemukan merek baru yang hebat dan produk berkualitas. Ketika influencer melakukan penelitian terhadap perusahaan, konsumen memiliki lebih banyak kesempatan untuk mempelajari produk yang belum pernah mereka gunakan. Lebih jauh lagi, mereka dapat memahami pasar dan membandingkan perbedaan antar-produk, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Studi ini tidak membahas beberapa aspek negatif dari pemasaran influencer, seperti kemungkinan bahwa calon influencer dapat meningkatkan jumlah pengikut mereka dan kemungkinan bahwa influencer sering terlibat dalam perilaku curang. Bergantung pada keterampilan influencer, berbagai perusahaan menghubungi influencer untuk meningkatkan kesadaran merek. Selain karena influencer terkait dengan banyak perusahaan, tidak ada jaminan bahwa influencer akan mempertimbangkan untuk mempromosikan merek Anda.
Makalah ini mengusulkan topik penelitian ini. Dengan memeriksa data di atas, kami menemukan bahwa ada banyak alasan mengapa pemasaran influencer dipengaruhi oleh metode konsumen, seperti konsumen perlu mengenali kerja sama antara influencer dan perusahaan, dan pengguna memiliki minat dan partisipasi yang tinggi dalam hal ini.
Selebriti internet yang mempromosikan produk dan merek telah menjadi bagian gaya hidup pengguna. Kita melihat banyak kampanye iklan di berbagai platform media sosial. Influencer yang berpengaruh tidak hanya mempromosikan berbagai layanan tetapi juga produk seperti pakaian, sepatu, dan kosmetik.