Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi melalui mekanisme umpan balik dan survei kepuasan mahasiswa.
ABSTRAK
Makalah ini membahas penelitian tentang Komisi Hibah Universitas, badan resmi pemerintah Jakarta yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan, menetapkan, dan memelihara standar pengajaran, ujian, dan penelitian di pendidikan tinggi. Badan Hibah Pendidikan Tinggi Nasional merupakan badan otonom dari Badan Hibah Universitas. Menurut pedoman Dewan Hibah Pendidikan Tinggi Nasional, penilaian mutu dan jaminan mutu merupakan prioritas utama bagi lembaga pendidikan tinggi. Mengukur kesempatan belajar, infrastruktur, sumber daya, dan fasilitas yang tersedia bagi siswa. Dewan Hibah Pendidikan Tinggi Nasional bertanggung jawab untuk meninjau lembaga-lembaga ini dan membuat rekomendasi kepada universitas untuk kepentingan mahasiswa dan masyarakat. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi dan menerapkan mekanisme umpan balik dan survei kepuasan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tinggi.
Kata Kunci—RISTEKDIKTI, Umpan Balik, SSS, Badan, Standar.
LATAR BELAKANG
Artikel ini mengusulkan bahwa tujuan utama lembaga pendidikan tinggi adalah menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan. Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah efektif perlu diambil untuk memastikan kualitas universitas kita. Untuk tujuan ini, Komisi Hibah Universitas membentuk Dewan Penilaian dan Akreditasi Nasional (RISTEKDIKTI) pada tahun 1994 untuk melakukan penilaian dan jaminan mutu. RISTEKDIKTI menggunakan berbagai parameter mutu untuk evaluasi. Kami fokus pada dua parameter: mekanisme umpan balik dan survei kepuasan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Makalah penelitian ini mengeksplorasi rincian mekanisme umpan balik dan menunjukkan implementasinya menggunakan data nyata. Makalah ini juga mengusulkan strategi untuk melakukan survei kepuasan siswa dalam waktu singkat.
Setiap standar memiliki beberapa indikator utama yang merinci apa yang ingin dicapai oleh standar tersebut. Standar 1 mencakup empat indikator utama, yaitu desain dan pengembangan kurikulum, perencanaan dan implementasi kurikulum, fleksibilitas akademik, dan sistem umpan balik.
Caranya dengan mendukung manajemen dalam membuat keputusan mengenai pembiayaan.
Tujuan kedua adalah untuk mendapatkan pengakuan sosial atas kualitas fasilitas.
Hal ini mendorong pengembangan diri dalam lembaga.
Membantu membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan melalui berbagai tindakan.
Membantu memastikan kualitas kegiatan organisasi.
Artikel pengungkapan juga harus dengan hati-hati menguraikan metodologi penelitian dan menjelaskan komponen metode penelitian.
Untuk menyelidiki rincian mekanisme umpan balik, kuesioner harus dikembangkan. Data harus dikumpulkan. Untuk memperoleh hasil yang diinginkan, data harus dianalisis menggunakan teknik statistik.
Mekanisme Umpan Balik RISTEKDIKTI
Dalam lingkungan pendidikan yang terus berubah, mekanisme umpan balik sangatlah penting. Dalam standar RISTEKDIKTI-1, ada indikator kunci terpisah, yaitu sistem umpan balik. Mekanisme ini membantu menentukan harapan mahasiswa, fakultas, alumni, orang tua, pemberi kerja, dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena penting bagi organisasi untuk mendorong pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses umpan balik. Kumpulkan umpan balik menggunakan kuesioner yang dirancang dengan baik. Umpan balik yang dikumpulkan dianalisis dengan cermat oleh tim ahli dan tindakan perbaikan diambil.
Pengembangan kuesioner
Saat merancang kuesioner, kami mempertimbangkan 10 variabel berbeda. Variabel-variabel ini ditanyakan dalam kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai kepuasan mahasiswa di berbagai fakultas di wilayah Satara. Untuk jaminan mutu, kuesioner divalidasi oleh siswa terpilih dari distrik Satara. Dalam kuesioner ini, setiap pernyataan diukur menggunakan enam skala Likert. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1: Sangat baik (E) 2: Baik (G) 3: Rata-rata (A) 4: Buruk (P).
Pengumpulan data
Setelah kuesioner dikembangkan, kuesioner tersebut didistribusikan kepada 100 lulusan humaniora, perdagangan dan ilmu komputer dari berbagai perguruan tinggi di distrik Satara seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini
Dalam survei kuesioner, sebagian besar responden menyelesaikan kuesioner secara lengkap, namun beberapa responden tidak menyelesaikan kuesioner secara lengkap. Dengan menganalisis data kuesioner, kami menarik kesimpulan berikut.
Tabel 2: Analisis umpan balik siswa terhadap kursus.
Ini adalah proses pengajaran, pembelajaran dan penilaian yang diadopsi oleh RISTEKDIKTI yang membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Siswa harus menjawab semua pertanyaan dalam format yang ditentukan. Identitas siswa tidak akan diungkapkan.
Model SSS: Di bawah ini adalah model implementasi daring SSS yang dikembangkan dalam waktu yang sangat singkat.
Para mentor bertemu daring dengan International Telecommunication Union.
Semua proses di atas diselesaikan secara daring. Seluruh proses akan selesai dalam waktu 8 hari. Prosesnya dimulai pada hari pertama proses pelatihan Google Conference. Semua tutor menerima ikhtisar pertanyaan. Keesokan harinya, para tutor berpartisipasi dalam rapat Google dengan kelas mereka masing-masing dan menjelaskan masalah tersebut kepada para siswa. Untuk menyelesaikan kuesioner ini, Anda harus secara aktif menyumbangkan ide-ide Anda. Dosen menjelaskan pertanyaan secara singkat dan mahasiswa mengisi kuesioner sendiri berdasarkan pengalaman mereka di universitas. Menganalisis data yang diselesaikan oleh siswa. Jika data yang dimasukkan tidak relevan atau siswa tidak memasukkan data apa pun, proses diulang hingga diperoleh hasil yang memuaskan. Kita dapat mengulang proses ini pada siklus RISTEKDIKTI pertama atau berikutnya.
Sebagai kesimpulan, fokus pada kualitas pendidikan sangat penting untuk bertahan dalam lingkungan yang kompetitif dan RISTEKDIKTI telah memperkenalkan banyak pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Tanpa mutu, pendidikan tinggi tidak ada gunanya bagi siapa pun. RISTEKDIKTI telah berupaya keras untuk menciptakan budaya mutu di universitas-universitas di Jakarta. Studi ini secara khusus menyoroti perlunya proses akreditasi RISTEKDIKTI. Lebih lanjut, studi ini memberikan informasi terperinci tentang implementasi mekanisme umpan balik melalui studi kasus. Mengingat pentingnya survei kepuasan mahasiswa, penelitian ini mengusulkan model SSS untuk melakukan survei kepuasan mahasiswa.